An-Naje Jones pertama kali tahu tentang Islam ketika ia berusia 11
tahun. Saat itu, yang dipahami seorang Muslim menyembah satu Tuhan dan
tidak mengkonsumsi babi.
Yang membuat Jones kagum, kebrutalan penjaran tidak mempengaruhi keyakinan ketiganya terhadap iman Islam. Ketiganya memegang teguh prinsip satu Tuhan, yakni Allah.
"Saya juga diberitahu, Islam adalah
agama untuk ras kulit hitam dan ras lain tidak bisa menjadi Muslim. Tapi
aneh, saya tidak yakin dengan hal itu," ucap dia seperti dilansir onislam.net, Selasa (21/10).
Jones dibesarkan dalam keluarga yang percaya Yesus. Jones pun dibaptis.
"Jadi, satu-satunya cara saya berdoa dengan Tuhan, ya melalui Yesus.
Dosa saya juga dihapus oleh Yesus. Tapi jujur, ini aneh menurut saya,"
kata dia.
Semasa remaja, Jones tak lagi mengunjungi gereja. Ia
lebih memilih mempersiapkan diri untuk sukses secara duniawi. Di awal,
ia meritis jalan itu dengan menjadi bagian dari program pelatihan korps
cadangan. "Saya serius menjalani itu," kata dia.
Sayang mimpinya
buyar. Ia terlibat satu insiden serius. Ia didakwa menyerang seseorang
dengan senjata yang membahayakan. Iapun masuk penjara. Di penjara, ia
satu sel dengan Mac-T. Seperti menjadi tradisi di penjara, orang yang
lebih dulu masuk sel memiliki wewenang untuk menetukan aturan yang
berlaku di sel.
"Ia meminta saya untuk melepas sepatu saat masuk
sel, membersihkan lantai sebelum meninggalkan sel, dan tidak ada suara
ketika ia shalat," kenang dia.
Awalnya Jones tak acuh dengan
aturan itu. Komunikasi keduanya pun mandek. Hanya beberapa tahun
kemudian, Jones baru tahu bahwa teman selnya adalah seorang Muslim.
Layaknya penghuni penjara lainnya. Jones kerap terlibat kekerasan,
mabuk dan mencuri. Ia merasa frustasi dengan kondisi itu. Impiannya
buyar. Selesai sudah masa depan yang dirintisnya.
Situasi kian
runyam ketika ayahnya meninggal. Jones seolah hidup tanpa arah. Namun,
ada tiga orang yang membantunya melalui masa sulit. Ketiga orang itu
bernama Yaqub, Karem dan Wadi.
"Mereka bertiga adalah Muslim yang taat," ucap dia.
Berulang kali ketiganya mengajak Jones untuk mendatangi mushala. Namun,
Jones lebih memilih hidup dengan budaya penjara. "Saya ateis waktu itu.
Hal yang saya sembah hanyalah kekuasaan. Hal ini menghilangkan rasa
frustasi saya atas masa depan yang hancur," ucapnya.
Tahun 1995,
ia mendapat tugas di dapur. Ia bertanggungjawab atas pembuatan makanan.
Saat bekerja, Jones ditemani Haywood dan Mustafa. Selama berinteraksi
dengan mereka, banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari politik,
pendidikan, dan agama.
Suatu hari, Jones bertanya soal apa yang
dibaca keduanya. "Saya yakin Anda tidak tertarik dengan apa yang membuat
Anda tidak boleh membunuh atau minumn alkohol," kata dia.
Jones
lalu mengaku pernah membacanya. Jones meyakinkan keduanya, tahu isinya
bila diajarkan untuk membacanya. Keduanya tidak percaya dengan apa yang
dikatakan Jones. "Jadi, saya memutuskan belajar bahasa Arab. Setelah
itu, saya diajari membacanya," kata dia.
Sejak itu, Jones mulai
tertarik mempelajari Islam. Banyak hal yang membuatnya tertarik. "Saya
selalu melihat Yaqub, Wadi, dan Kareem. Ketiganya lebih lama di penjara,
tapi mereka seolah ikhlas," tanya dia.
Yang membuat Jones kagum, kebrutalan penjaran tidak mempengaruhi keyakinan ketiganya terhadap iman Islam. Ketiganya memegang teguh prinsip satu Tuhan, yakni Allah.
"Ini yang mengguncang jiwa saya. Saya mulai memohon untuk
pengampunan dosa kepada Allah. Saya ingin dedikasikan hidup untuk
Allah," kata Jones.
Beberapa lama, Jones semakin yakin dirinya
mengucapkan bersyahadat. Itu dimulailah dengan meninggalkan geng dan
segala keburukan di penjara. Niatnya kian kuat ketika banyak
teman-temanya yang bersyahadat."Alhamdulillah," kata dia.
Usai
bersyahadat, Jones segera mengenal lebih dalam agama barunya. Kerja
kerasnya membuahkan hasil. Ia ditunjuk sebagai pendakwah dalam penjara.
Ia berbagi pengalaman kepada penghuni penjara soal keindahan Islam.
"Penjara membantu saya untuk menyadari kesalahan saya. Mungkin saat ini
saya tidak bisa menikmati hidup di luar penjara. Namun, saya ingin hidup
bahagia di akhirat kelak. Insya Allah," ucapnya.
https://www.facebook.com/abu.mufti1/posts/996400413720217