Senin, 29 Desember 2014

Cantiknya Pevita Pearce Berhijab

Pevita Pearce memilih untuk lebih mendekatkan diri dengan Allah SWT dengan berangkat umrah di akhir tahun. Tak hanya itu, dara cantik ini juga memperlihatkan ketika dirinya berhijab.
Dream - Bila yang lain lebih memilih menghabiskan akhir tahun dengan berwisata, namun tidak dengan wanita cantik ini. Pevita Pearce memilih untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berangkat umroh.

Pevita Pearce menjalani ibadah umroh tepatnya sejak tanggal 22 Desember 2014 hingga 5 Januari 2015. Tidak hanya itu Pevita juga mengaku akan menikmati perjalanan di akhir tahunnya ke Mekah, Madinah dan mengunjungi Turki.

Kini Pevita sempat mengabadikan perjalannya itu melalui sosial media. Berkunjung dan beribadah di dalam megahnya Masjid Nabawi, Pevita Pearce mengupdate foto itu melalui instagram. Ada beberap foto yang diunggahnya di instagram.

Salah satu foto yang diunggah pemilik nama Pevita Cleo Eileen Pearce ini begitu terlihat berbeda. Pevita tampak cantik dengan hijab yang dikenakannya.

Ada juga foto yang memperlihatkan kedekatannya dengan sang kakak, Kenaan Pearce. Pevita dengan hijab hitamnya membuatnya semakin cantik.

Dalam foto itu Pevita menuliskan bismillah. Semoga dara cantik ini terus berhijab yah. (Ism)


http://www.dream.co.id/lifestyle/cantiknya-pevita-pearce-berhijab-141225y.html


Minggu, 28 Desember 2014

Empat Pertanyaan Hendri Tyas Waluyo Sebelum Memilih Islam



Ketika aku sedang serius menggeluti pencarian kebenaran ini, datanglah seorang teman yang kebetulan adalah seorang Muslim. Ia dating dan membawa Alquran lengkap dengan terjemahannya. Ia memintaku untuk membaca terjemahan isi Alquran agar aku lebih memahami Islam dari aspek kitab sucinya.

Aku pun mulai berpikir terbuka. Semua hal yang berhubungan dengan Islam atau Saksi Yahuwa aku kumpulkan dan aku baca serta aku renungkan, hingga hati kecilku meyakini dan membenarkan akan ajaran Islam. Hanya saja saat itu aku belum berikrar masuk Islam karena baru sebatas mengetahui bahwa Islam mengajarkan hal yang benar, saat itu tahun 2008.

Pada tahun 2009 aku pergi meninggalkan Bogor. Kota dengan julukan Kota Hujan ini ternyata tidak cocok bagi orang sepertiku. Aku harus pergi karena pekerjaan yang kulakukan di sana banyak berhubungan dengan dunia yang semu ini. Kemudian aku berpikir untuk pindah ke Cisalak.

Sejak meninggalkan Bogor, berbagai hal yang berkaitan dengan informasi ruhani terputus disebabkan situasi dan kondisi yang serba terbatas. Tahun 2010 aku berpindah lagi untuk yang kesekian kalinya. Hidupku benar-benar seperti kisah seorang pengelana yang berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Nomaden, tidak ada tempat untuk menetap. Di tahun inilah aku berpindah ke tempat kakak kandungku di Mampang Jakarta Selatan. Di situlah aku mulai membangun semangat beribadah yang selama ini mulai surut.
Aku yang masih beragama Katolik, terkadang bangun pagi-pagi untuk mengikuti misa harian atau misa pagi yang rutin dilakukan pukul 06.00 WIB. di gereja Santa Maria yang terletak di Blok Q. Di gereja, aku menuangkan segala pemikiran yang selama ini ada padaku. Sekalipun hati kecilku mengetahui bahwa ada kebenaran yang hakiki dalam kehidupan ini, namun aku masih menganut keyakinanku yang lama.

Keyakinan inilah yang selalu ditanamkan pastor kepadaku, dan kami semua. Inilah yang membuatku sulit untuk meninggalkan agama lamaku karena memang masih ada sisa-sisa keyakinan dalam diriku. Meskipun demikian, aku masih punya keyakinan akan kebaikan yang disebarkan oleh pastor kepada kami yang tidak mudah kami tinggalkan begitu saja, khususnya dalam beribadah yang sudah dibangun sejak kecil serta akan kenangan dalam didikan dan pengajarannya.

Pelan tapi pasti, mungkin inilah yang dapat ku katakan saat keyakinanku akan Katolik mulai berguguran. Pada Misa akhir pekan atau Misa umum, yang pada waktu itu banyak diisi oleh jemaat gereja, timbul pertanyaan kritis dalam benakku, khusunya mengenai adab umat Kristiani yang datang ke gereja. Sungguh berbeda dengan adab ketika umat Muslim berada dan beribadah di Mesjid.

Setidaknya waktu itu muncul empat pertanyaan dalam benakku; Pertama, mengapa di gereja ketika beribadah beberapa orang dari para jemaah sempat-sempatnya bermain handphone? Padahal mereka kan sedang berhadapan dengan Tuhan. Bila berhadapan dengan sang pencipta langit dan bumi saja sudah seperti itu, bagaimana ketika berhadapan dengan yang lain? Jika berhadapan dengan manusia bisa sesopan mungkin, sedangkan menghadap Tuhan tidak, maka sudah pastilah mereka merendahkan posisi Tuhan dibanding dengan manusia.

Kedua, mengapa para wanita yang pergi ke gereja banyak mengenakan pakaian yang kurang sopan, apakah Tuhan menyukai ketidaksopanan mereka dalam berpakaian? Lantas inikah yang diajarkan Tuhan kepada hamba-Nya? Sungguh ini adalah sebuah jalan menuju perbuatan dosa. Mereka yang datang dengan mengenakan rok mini dan pakaian ketat malah akan memancing penglihatan para laki-laki sehingga bukan malah beribadah, justru akan membuat mereka berpikiran yang tidak baik selama di dalam gereja.

Ketiga, mengapa ketika Misa ada yang mengobrol antara laki-laki dengan perempuan, sebenarnya niat mereka itu untuk beribadah atau hanya sarana agar bisa saling curhat di gereja? Jika gereja sama dengan tempat curhat, maka sudah barang tentu gereja akan berubah menjadi tempat hiburan duniawi yang nantinya akan mendatangkan berbagai mudarat bagi manusia. Kempat, mengapa ibadah yang umat Kristiani lakukan itu cenderung pasif. Seperti tidak membawa dampak apapun dalam kehidupan sehari-hari.

Di gereja hanya bernyanyi, mendengarkan musik, dan jika ada juga mendengarkan khotbah. Ini seakan ada dalam sebuah peseta yang mana ada presenter, ada music dan ada nyanyian. Sungguh ini membuat hatiku bingung dan gundah gulana.

Beranjak dari berbagai pertanyaan inilah hatiku mengalami ketidakpuasan dalam beribadah. Aku mulai mengingat pembelajaran akan Islam yang mengajarkan doa dengan adab dan tata cara yang baik yang dapat menghindarkan diri dari berbuat maksiat.

Dari buku yang ku baca, Islam mengajarkan tata cara beribadah dengan baik. Dalam ibadahnya, umat Muslim ketika melakukan ibadah yang utama seperti salat, tidak pernah terlihat ada yang bermain handphone. Ini disebabkan jika seorang Muslim bermain handphone ketika ia sedang ssalat, maka batallah salatnya.

Jelas sekali perbedaannya, jika dalam kebaktian khususnya saat menyanyikan lagu-lagu keruhanian, tidak jarang banyak jemaah yang sibuk dengan handphone mereka. Tidak ada yang membuka aurat, karena itu juga akan mengakibatkan salat mereka tidak sah. Bahkan bila sedikit pun sudah pasti tidak akan sah salatnya, baik laki-laki maupun perempuan.

Barisan antara laki-laki dan perempuan dibedakan ketika melakukan salat. Laki-laki berada menjadi imam di depan dan berturut barisan berikutnya juga laki-laki sedang kan perempuan berada di barisan setelah laki-laki. Sungguh inilah ibadah yang sebenarnya. Menghormati Tuhan karena Tuhan adalah pemilik semesta alam ini.

Jadi, cara beribadah seorang hamba harus benar-benar menunjukkan kemuliaan terhadap sang penciptanya.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/12/23/nh14z7-empat-pertanyaan-hendri-tyas-waluyo-sebelum-memilih-islam

Mekkah dan Madinah Terlindung dari Dajjal di Akhir Zaman


DAJJAL berkeinginan memasuki kota Madinah namun ia tidak bisa karena Allah melindungi kota Mekkah dan Madinah dari Dajjal dan penyakit tha’un (wabah). Allah menugaskan penjagaan Mekkah dan Madinah kepada para malaikat. Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Di setiap pojok Madinah ada malaikat, sehingga wabah penyakit dan Dajjal tak dapat memasukinya.”

Bukhari juga meriwayatkan hadis dari Anas ibn Malik bahwa Nabi SAW bersabda, “Almasih (Dajjal) tak dapat memasuki Madinah. Pada saat itu Madinah memiliki tujuh pintu, dan setiap pintunya ada dua malaikat.”

Dalam Sunan at-Tirmidzi dan Musnad Ahmad diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, “Almasih datang dari arah timur, dan ia ingin menuju Madinah. Setiap celah kota Madinah dijaga oleh para malaikat. Dajjal singgah di tanah kosong yang tandus, lalu mengguncang Madinah tiga kali sehingga setiap orang kafir dan munafik keluar menghadapnya.”

Dalam Sunan Ibn Majah, Shahih Ibn Khuzaimah, dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi SAW bersabda, “Tak ada tempat di muka bumi yang tidak diinjak dan di duduki Dajjal, kecuali Mekkah dan Madinah. Ia mendatangi setiap celah kedua kota itu, namun malaikat selalu menemuinya dengan pedang. Akhirnya ia singgah di Dharib Ahmar, di persimpangan tanah kosong yang tandus. Lalu Madinah diguncang tiga kali sehingga semua orang munafik, baik laki-laki maupun perempuan, keluar menuju Dajjal. 

Dengan demikian, yang jelek keluar dari Madinah sebagaimana kipas tungku api membersihkan kotoran besi. Hari itu disebut pembersihan.” Ada yang bertanya, “Dimana orang Arab saat itu?” Jawab beliau, “Pada saat itu mereka sedikit…” [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

https://www.islampos.com/mekkah-dan-madinah-terlindung-dari-dajjal-di-akhir-zaman-131758/ 


Insinyur AS Jadi Mualaf karena Keramahan Muslim Indonesia

Meski sebelumnya telah sedikit mengenal budaya Islam dari sang ayah, Burke benar-benar merasa Indonesia memberikan pengalaman baru tentang dunia muslim.
Dream - Dua puluh tahun silam, mungkin menjadi masa yang tidak akan dilupakan oleh Yusuf Burke. Setelah dua tahun lulus sekolah, insinyur asal New York itu bergabung dalam tim energi listik Amerika Serikat. Saat itu pula dia berkesempatan menjelajahi sejumlah negara.

"Saya bepergian ke ke luar negeri untuk bekerja pada proyek listrik, khususnya membangun pembangkit listrik. Negara muslim pertama yang saya singgahi adalah Indonesia pada 1994," tutur Burke dikutip Dream.co.id dari On Islam, Selasa 24 Juni 2014.

Saat itu, Burke langsung jatuh cinta dengan budaya Indonesia. Meski sebelumnya telah sedikit mengenal budaya Islam dari sang ayah, dia benar-benar merasa Indonesia memberikan pengalaman baru tentang dunia muslim. Di sinilah mata hati Burke terbuka.
"Ini merupakan negeri pertama kalinya saya pindah dan tinggal di negeri yang didominasi masyarakat muslim," tutur dia.

Di Indonesia, Burke benar-benar merasakan kehangatan sikap masyarakat. Dia benar-benar kagum dengan keramahtamahan masyarakat di sini. Pengalaman itulah yang mendorong dia untuk mempelajari Islam, yang dianut mayoritas penduduk Indonesia.

"Saya kemudian mulai mempelajari Islam dan saya masuk Islam tahun 1996," kata Burke. Tak lama setelah masuk Islam, dia kemudian menikah. Pada 2002 dia menetap di Indonesia setelah sebelumnya tinggal di Malaysia, Singapura, Australia, dan Thailand.

Tentu saja keluarga sangat terkejut dengan keputusan Burke itu. Dia memberi penjelasan soal keputusan pindah keyakinan itu. Akhirnya, keluarga Burke bisa memahami pilihan ini. "Keluarga saya sangat terbuka. Saya pikir mereka menghormati orang lain yang memeluk agama lain, khususnya agama tauhid ini," kata dia.
Menjadi mualaf, bukan berarti hati Burke sudah mantap. Dia masih merasa haus akan ilmu-ilmu Islam. "Saya benar-benar merasakan persaudaraan ketika berdiskusi dan tinggal di tengah-tengah kalangan muslim. Saya bersekolah Islam saat pergi ke Malaysia dan Australia," ujar Burke. (Ism)

http://www.dream.co.id/your-story/keramahan-muslim-indonesia-membuat-insinyur-ameika-masuk-islam-140624l.html

Minggu, 21 Desember 2014

Cinta Itu Membuat Wanita Pemabuk Ini Masuk Islam

Masa muda perempuan 37 tahun ini dilewatkan dengan berhura-hura. Saban hari menenggak minuman keras. Menari di bar dengan setengah telanjang saat waktu malam. Pergaulannya sungguh bebas.
Dream - Ini kisah hidup Claire Biskill. Mualaf asal Inggris. Masa muda perempuan 37 tahun ini dilewatkan dengan berhura-hura. Saban hari menenggak minuman keras. Menari di bar dengan setengah telanjang saat waktu malam. Pergaulannya sungguh bebas.

“Sebelum menjadi ibu, saya selalu berpikir tak masalah membawa pulang seorang lelaki setelah keluar malam,” tutur Claire dikutip Dream dari Mirror.co.uk, Jumat 19 Desember 2014.

Kehidupan Claire Muda sungguh tak sehat. “Saya bisa merokok 40 batang sehari. Aku seperti cerobong asap dan hampir selalu memegang rokok di tangan saya.”

Pada 2012 silam, perempuan yang punya tiga anak, yang masing-masing berusia 18, 16, dan 6 tahun itu, belajar burlesque –penari opera. Sejak itu, Claire secara rutin menari-nari dengan mengumbar bagian tubuhnya.

“Saya menari secara rutin, dimulai dengan berpakaian dan berakhir hanya dengan pakaian dalam,” tutur Claire. Gaya hidup itu berimbas pada keluarga. Rumah tangga yang dia bina selama delapan tahun kandas pada 2013 silam.

Di tahun yang sama, Claire memperdalam ilmu pariwisata pada sebuah perguruan tinggi. Keputusan inilah yang menuntunnya menemukan Islam. Di tengah masa belajar itu, dia berkunjung ke Gambia, sebuah negara di Afrika Barat.

Kunjungan yang dilakukan tahun ini telah mempertemukannya dengan Sarif Jallow. Pemuda berusia 28 tahun yang hangat dan baik hati. Kala itu, Claire langsung jatuh cinta. “Ini cinta pada pandangan pertama. Dia seorang guru, sangat cerdas dan baik hati,” tutur dia.

“Saat hari terakhir perjalanan pada Maret silam dia berkata mencintai saya. Saat tiba di bandara saya menangis dan terus menangis selama tiga jam tanpa henti,” tambah Claire.

Setelah sampai di rumah, Claire menerima telepon dari Sarif. Dalam waktu sepekan itu, pemuda yang baru dikenal itu selalu menelepon di waktu malam. Hingga pada akhirnya melamar Claire melalui telepon itu. hati ibu tiga anak ini pun tergetar.

Namun Claire sadar. Keyakinannya berbeda dengan Sarif yang seorang Muslim. Sehingga dia mencari tahu tentang Islam karena dalam setiap telepon itu Sarif juga berbicara tentang agama.

“Saya dengan cepat merasa nyambung. Ini [Islam] berisi perdamaian, empati, cinta, dan kebaikan, semuanya saya yakini. Saya sadar saya harus menjadi seorang Muslim,” kata Claire.

Keputusan untuk menjadi mualaf semakin kuat. pada Juni silam, Claire mengucap Syahadat. Nama Claire Biskill pun diganti dengan Jameela.

Secara perlahan dia pelajari Islam. Pada bulan Ramadan silam, dia juga turut berpuasa. “Itu sulit tetapi sangat memuaskan. Pikiran romantis dilarang selama bulan Ramadan, jadi saya tidak berbicara dengan Sarif di siang hari karena mendengarkan suaranya bisa membangkitkan syahwat.”

Claire juga telah menceritakan masa lalunya kepada Sarif. Dan pemuda yang dia cinta itu tercengang. Namun bisa menerima karena kemauannya untuk berubah.

Kini, Jameela benar-benar belajar hidup sebagai Muslimah. Dia mulai belajar berkerudung. Dan juga menyantap makanan halal. “Saya berjalan sepuluh mil untuk memastikan membeli makanan halal,” kata dia.
Kebiasaan lama yang penuh dengan kehidupan glamor juga dia tinggalkan. Bar yang dulu menjadi rumah ke duanya sudah tak pernah dia datangi lagi. “Saya tidak bisa membayangkan memamerkan tubuh saya seperti itu [menari burlesque]. Saya sangat malu dengan perilaku saya.”

Namun, jalan hidup sebagai Muslimah tak mudah. Dia mendapat perlakuan kurang baik dari teman-temannya. Bahkan sebagian dari mereka memutus persahabatan itu. “Orang yang saya kenal menarik jaket mereka ke atas kepala dan berlari berkeliling sambil berteriak ‘Saya Jameela’. Saya juga telah dipanggil teroris oleh orang lain dan juga mantan teman-teman saya,” ucap dia.

Meski kehilangan sebagian teman, Claire yang merasa terlahir kembali dengan nama Jameela itu mendapat gantinya. Dia kini bisa hidup damai bersama komunitas Muslim di lingkungannya.

“Komunitas Muslim sangat terbuka. Saya diundang ke rumah mereka. Saya tidak pernah merasa lebih bahagia atau sehat sebelum ini. Dan semua itu, terma kasih telah berjumpa Sarif,” kata Jameela.

Perempuan yang di waktu muda doyan mabuk-mabukan itu mengganti malam-malamnya dengan beribadah. “Saya salat lima waktu. Saya juga mulai membaca Alquran terjemahan, karena saya tidak bisa berbahasa Arab dengan baik,” tutur dia.

http://www.dream.co.id/jejak/cinta-itu-membuat-wanita-pemabuk-ini-masuk-islam-141219w.html

 

Takjub dengan Quran, Politisi Partai Anti-Islam Jadi Mualaf

"Saat membaca Alquran secara menyeluruh, saya paham bahwa agama ini lebih terbuka."
Dream - Seorang politisi sayap kanan Perancis memutuskan untuk memeluk Islam. Tidak hanya itu, anggota partai anti-imigrasi Front National ini juga mengirim video tentang pujian kepada Alquran dan ajakan anggota partai lainnya untuk memeluk Islam.

Dalam videonya, politisi bernama Maxence Buttey itu mengatakan Islam telah disudutkan dan sangat jauh dari yang digambarkan dalam media. The Telegraph mengatakan, politisi 22 tahun itu menyamakan Partai FN dengan Islam yang menentang kesewenang-wenangan terhadap yang lemah.

"Seperti Islam, Partai FN membela yang rakyat yang lemah. Partai mencela suku bunga yang tinggi yang dikenakan pada utang negara kita dan Islam menentang praktek riba," kata Buttey kepada harian Perancis, Le Parisien.

Keputusan Buttey memeluk Islam baru diketahui koleganya di Partai FN, setelah dia mengirimkan video yang memuji keutamaan Alquran dan meminta mereka menjadi muslim juga.
Kontan saja video itu mengejutkan koleganya di partai. Mereka akan segera mengumumkan penangguhan terhadap keanggotaan Buttey di sebuah komite regional partai.

"Agama adalah pilihan pribadi yang saya hormati tapi jangan sampai masuk ke dalam lingkup kegiatan politik," kata Jordan Bardella, sekretaris partai. "Video dakwah Buttey tidak dapat diterima."

Selama ini, partai ketiga terbesar di Perancis yang diketuai Marine Le Pen itu selalu menyuarakan anti-Islam dalam agenda politiknya. Dia mewarisi partai dari ayahnya, Jean-Marie Le Pen yang beberapa kali tersandung kasus rasialisme dan anti-Semit.

Le Pen menyatakan keberatan jika sekolah-sekolah di Perancis menyediakan makanan halal bagi siswa muslim. Pernyataan ini menjadi kontroversi di Perancis menyusul larangan menggunakan cadar dan kerudung di tempat-tempat publik dan sekolah-sekolah pemerintah.

Sementara itu, Buttey mengatakan dia memeluk Islam karena tidak mempercayai hasil penyelidikan resmi serangan WTC 11 September. Dia juga meragukan keterlibatan warga Perancis, Mohammed Merah, yang diduga terinspirasi Al Qaeda, melakukan pembunuhan terhadap tujuh orang di selatan Perancis pada 2012.
"Beberapa pemilih saya pasti akan kecewa dengan pilihan saya. Tapi saya siap menjelaskan kepada mereka bahwa Islam mempunyai misi untuk menyatukan umat manusia."

Buttey juga membela Islam dari kampaye menyesatkan yang dibangun sebagian media Barat. "Saya juga menentang niqab," katanya, menambahkan bahwa Islam tidak menyuruh umatnya memancung kepala seperti yang dilakukan ISIS.

"Saat membaca Alquran secara menyeluruh, saya paham bahwa agama ini lebih terbuka."
Buttey bukan politisi pertama yang memeluk Islam setelah mempelajarinya cukup lama. Tahun 2013, politisi sayap kanan Partai Freedom (PVV) di Belanda, juga memeluk Islam setelah melakukan kajian mendalam terhadap Islam.

Dia adalah salah satu pemimpin partai yang membantu pembuatan film penghinaan terhadap Islam, Fitna, pada 2008. Namun setelah mendapat protes dari muslim di seluruh dunia, Doom mulai mempelajari Islam secara mendalam dan akhirnya pada tahun 2013 dia memutuskan menjadi mualaf.
(Ism, Sumber: OnIslam.net)

http://www.dream.co.id/jejak/takjub-dengan-quran-politisi-partai-anti-islam-jadi-mualaf-1410274.html

Lelaki Miskin dari Yaman yang Doanya Tidak Tertolak


Tidak perlu minder, galau ataupun malu jika menjadi orang yang miskin secara harta. Karena kemuliaan seorang manusia tidak hanya terletak pada seberapa besar jumlah kekayaannya. Miskin hanya salah satu episode ujian dalam hidup, yang dengannya itu, seorang manusia harus bersabar dan berusaha sungguh-sungguh agar tidak menggadaikan imannya karena kemiskinannya.

Ada yang mengatakan, terlahir miskin bukan kesalahan. Tapi jika mati dalam keadaan miskin, itulah kesalahan yang sebenarnya. Barangkali kalimat ini tidak harus ditelan mentah-mentah. Karena yang terpenting adalah usaha dengan sunggh-sungguh. Terkait hasil, itu adalah urusan prerogatif Allah Ta’ala.

Tengoklah sejarah. Ada sahabat yang awalnya kaya raya, setelah masuk Islam memfokuskan diri dengan dakwah hingga wafat di medan perjuangan dengan tidak menyisakan apa pun sebagai warisan berbentuk harta. Bahkan, kain kafan untuk beliau saja tidak cukup. Tapi, sahabat tersebut dijamin surga oleh Rasulullah Saw. Beliau wafat dalam keadaan miskin, tapi berhasil masuk surga. Apakah ini sebuah kesalahan?

Suatu hari Rasulullah Saw pernah berkata kepada Umar bin Khaththab dan ‘Ali bin Abi Thalib. Beliau menyebutkan akan ada seorang shaleh dari Yaman yang doanya didengar dan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Nabi bersabda, “Jika berjumpa dengannya, minta tolonglah agar dia berdoa untuk kalian.”

Rupanya, lelaki shaleh asal Yaman yang dimaksud oleh Rasulullah Saw adalah sosok miskin. Bahkan beliau berjalan dengan menyertakan ibunya dari Yaman ke Makkah. Sesampainya di Makkah, beliau melakukan Thawaf di sekitar Ka’bah dengan menggendong ibunya. Meskipun miskin, lelaki shaleh ini sangat berbakti kepada ibunya. Beliau adalah Uwais al-Qarni yang namanya senantiasa harum dalam sejarah kegemilangan Islam dan kaum muslimin.

Demikianlah sejarah mengajarkan kepada kita. Kemiskinan harta hendaknya tidak menjadikan seseorang minder. Sebab orang miskin yang sabar akan senantiasa dirahmati Allah Ta’ala dan senantiasa berada dalam keberkahan-Nya.

Tentu saja, kemiskinan tidak menjadi sebuah pembenaran. Seorang muslim harus berupaya sekuat mungkin agar bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Karena sejatinya, kemiskinan bukan terletak pada harta. Justru ketika seseorang merasa haus harta, meski uangnya berlimpah, justru ialah yang mengidap penyakit miskin. Dan, mereka yang hidup pas-pasan, namun merasa cukup dengan karunia Allah Ta’ala, merekalah sejatinya sosok yang kaya. [Pirman] 

http://kisahikmah.com/lelaki-miskin-dari-yaman-yang-doanya-tidak-tertolak/

 

Jadi Mualaf karena Takjub Lihat Muslim Salat di Pesawat


Michael Wolfe adalah seorang penulis sekaligus mualaf yang menceritakan banyak hal soal ibadah haji. Dia bisa memaparkan dengan rinci segala hal terkait penyelenggaraan ibadah haji.

Salah satu bukunya bahkan menceritakan perjalanan pertamanya sebagai mualaf saat menjalankan ibadah haji.

Penulis buku berjudul "One Thousand Roads to Mecca : Ten Centuries of Travelers Writing About the Muslim Pilgrimage" ini juga seorang produser, cendekiawan dan pembuat film dokumenter soal haji untuk jaringan televisi CNN.

Perkenalan pria yang lahir 3 April 1945 ini terhadap Islam bermula pada akhir tahun 70-an. Saat itu Wolfe sudah menjadi penulis yang ingin mencari pencerahan dalam hidupnya. Dia berusaha untuk melembutkan perasaan sinis dalam hatinya kala melihat kondisi lingkungan sekitarnya.

Lahir dari dua keluarga beda agama, Yahudi dan Kristen, Wolfe merasa sedikit tertekan saat membicarakan masalah agama dan kebebasan.

Hingga pada suatu hari dia menemukan kejadian yang membuatnya terkesan. Saat itu dia sedang terbang ke Brussels, Belgia.

Setelah menghabiskan makan malam, Wolfe pergi ke kamar kecil. Di saat yang sama, sekelompok muslim tengah melaksanakan salat di kursi masing-masing.

Ketika keluar dari kamar kecil, dia terkesima dengan peristiwa tersebut. Wolfe terus mengamati ibadah yang dilakukan orang-orang Islam di atas pesawat itu. Dia baru menyadari, di manapun dan kapanpun orang-orang Islam yang beriman selalu menjalankan ibadahnya.

"Mereka memegang buku sebesar telapak tangan, sambil terus melakukan gerakan tertentu. Setelah itu mereka meletakkan buku itu di dada mereka seolah itu buku yang suci," ungkap Wolfe.

Kejadian itu membuat Wolfe ingin mengenal Islam lebih dalam. Selama ini, Wolfe memang mencari agama yang tidak hanya bersifat ritual atau pemujaan.

Agama yang tidak hanya untuk menyenangkan pemuka-pemukanya saja dan tidak ada pemisahan antara dunia dan alam akhirat. Wolfe ingin agama yang tidak ada keraguan di dalamnya.

Wolfe kemudian memutuskan pergi ke Afrika Utara, tepatnya ke Maroko. Dia memilih negara ini karena muslimnya taat dan kondisinya lebih stabil.

Wolfe sudah dua kali ke Maroko, yakni tahun 1981 dan 1985. Dia merasa di Benua Afrika lah dia menemukan keseimbangan dalam hidup melalui Islam.

Di Maroko dia bergaul dengan banyak suku, etnis dan agama, termasuk dengan golongan keturunan Arab dan Afrika yang beragama Islam. Di sinilah Wolfe berinteraksi secara mendalam dengan muslim.

Menurut Wolfe, orang-orang Islam di sana menyambutnya dengan hangat. Mereka sopan, penuh toleransi dan suasana yang diciptakan terasa akrab.

Wolfe menghabiskan waktu tiga tahun di sana. Semakin dalam Wolfe mempelajari Islam semakin dia menemukan apa yang selama ini dicarinya. Hatinya mulai takjub dan terkesima dengan Islam. Michael Wolfe akhirnya memutuskan menjadi muslim.

Sebagai penulis dan pembuat film, Wolfe berdakwah melalui buku-buku dan film dokumenter yang dibuatnya.

Namun keputusan Wolfe disayangkan para koleganya yang terdiri dari kalangan intelektual Barat. Menurut mereka, Wolfe salah memilih Islam yang selalu dikaitkan dengan kekerasan dan masyarakat terbelakang.

Namun pria yang kemudian berganti nama menjadi Michael Abdul Majeed Wolfe ini tidak goyah. Dia bahkan memprediksi Islam akan menjadi agama mayoritas di Eropa Barat dalam kurun waktu 30 tahun ke depan.

(Ism, Sumber: OnIslam.net)

http://www.dream.co.id/jejak/jadi-mualaf-karena-takjub-liat-muslim-salat-di-kursi-141217e.html


Kehinaan, Penyesalan, dan Keputusasaan Orang-orang Kafir di Akhir Zaman


ORANG yang merenungkan nas-nas al-Qur’an dan sunah yang menceritakan suasana hari kiamat akan mengetahui kengerian dan bencana besar yang menimpa orang-orang kafir pendosa pada hari yang besar itu.

1. Allah SWT menelaskan keadaan orang-orang kafir ketika keluar dari kubur, dengan firman-Nya, “(Yaitu) hari mereka keluar dari kubur dengan segera bagaikan berlari menuju patung (atau tujuan), dengan pandangan menunduk. Mereka ditimpa kehinaan. Itulah hari yang telah dijanjikan kepada mereka,” (QS. AL-Ma’arij: 43-44).

Teks ayat terseut menggambarkan cepatnya orang-orang kafir keluar dari kubur pada hri itu menuju sumber suara, seakan-akan mereka berlari menuju berhala-berhala yang dahulu mereka sembah di dunia. Tetapi, pada hari ini, mereka tidak berangkat dengan gembira, suka ria dan sombong sebagaimana dulu ketika mereka menuju berhala, melainkan dengan terhina, dengan pandangan yang tertunduk.

2. Allah SWT berfirman, “Maka tinggalkanlah mereka. (Ingatlah) hari di mana penyeru menyerukan sesuatu yang tidak disukai. Orang-orang kafir itu keluar dari kubur dengan pandangan menunduk, bagaikan belalang yang berterbangan. Denagn cepat mereka datang ke arah penyeru. Orang-orang kafi itu berkata, ‘Ini hari yang sulit’,” (QS. al-Qmar: 6-8).

Ayat ini mengatakan apa yang dinyatakan ayat terdahulu, yaitu keluarnya orang-orang kafir dalam keadaan menundukkan pandangan, hina dan bersegera menuju sumber suara yang mnyeru dan memanggil mereka. Selain itu, ayat ini juga memberikan penjelasan tambahan berupa gambaran hidup tentang situasi kebangkitan, yaitu keadaan mereka ketika bergerak dan bertolak keluar dengan cepat seperti keadaan belalang yang berterbangan. Ayat ini juga menginformasikan pengakuan orang-orang kafir pada hari itu akan sulitnya situasi mereka, “Orang-orang kafir itu berkata, ‘Ini hari yang sulit’.”

3. Nas ketiga ini memberitahukan bahwa orang-orang kafir, ketika sangkakala ditiup , meratapi kemalangan mereka seraya bertanya satu sama lain tentang siapa yang telah membangunkan mereka dari tidur mereka, “Dan sangkakala ditiup, lantas mereka keluar dari kubur menghadap Tuhan mereka. Mereka berkata, ‘Alangkah malangnya kami! Siapakah yang telah membangunkan kami dari tidur kami?’” (QS. al-Qamar: 8).
Abu Muhkam al-Jisri, sorang bijak, pernah didatangi saudara-saudara seimannya. Ketika ayat tersebut dibacakan, ia menangis kemudian berkata:

Kengerian di hari kiamat sungguh menghilangkan kesadaran akal. Demi Allah, jika orang-orang kafir benar-benar tidur seperti perkataan mereka, mereka sungguh tidak akan meratap begitu bangun. Mereka bukannya lepas dari situasi sulit atau masalah, melainkan mereka menghadapi bahaya besar: bencana kiamat, dan itu mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri.

Mereka sebelumnya telah lama tinggal di alam barzakh dalam keadaan sakit dan disiksa. Mereka bukanlah meratapi lepasnya mereka dari siksa kubur, tetapi meratapi beralihnya mereka ke malapetaka yang jauh lebih besar. Karena begitu dahsyatnya bencana kiamat, mereka menganggap kecil apa yang telah mereka alami di alam kubur sampai-sampai menyebutnya hanya tidur. Dalam al-Qur’an ada dalil yang menujukkan itu, “Apabila melapetaka yang amat (lebih) besar telah datang,” (QS. an-Nazi’at: 34).
Kemudian al-Jisri menangis lagi sampai jenggotnya basah.

4. NAS yang lain menginformasikan penampilan luar lainnya dari orang-orang kafir ketika bangkit, yaitu bahwa mata mereka, karena kengerian yang begitu besar, terbelalak melotot; jiwa mereka kosong dari apa pun selain kengerian yang mencekam itu. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah engkau kira Allah itu lupa akan perbuatan orang-orang lalim! Allah hanya menangguhkan mereka sampai hari di mana mata terbelalak. Mereka menghadap dengan cepat, mengangkat kepala dengan mata tidak berkedip dan hati mereka hampa,” (QS. Ibrahim: 42-43).

Sayyid Quthb –semoga Allah merahmati dan melimpahinya pahala- dalam menafsirkan ayat ini, mengatakan:
Rasulullah SAW tidak mnegira bahwa Allah lupa akan perbuatan orang-orang lalim. Tetapi, perkiraan atau persangkaan demikian muncul pada sebagian orang yang melihat orang-orang lalim hidup dalam kenikmatan; mereka mendengar ancaman Allah, tapi tidak melihat ancaman itu terwujud pada orang lalim itu dikehidupan dunia. Teks ini mengungkapkan bahwa penghukuman mereka ditunda sampai hari akhir, yang tidak ada lagi penundaan setelahnya dan tidak ada pembebasan darinya. Allah menyiksa mereka pada hari yang sulit, di mana mata terbelalak karena ngeri dan takut, tercengang, terperanjat dan tercekam, tidak berkedip dan tidak bergerak.

Kemudian Allah menggambarkan keadaan kaum kafir itu di tengah-tengah kengerian mereka bergerak dengan cepat, tanpa mempedulikan dan memperhatikan apa pun. Mereka mengangkat kepala, bukan karena keinginan sendiri, melainkan karena terpaksa; mereka tidak mampu mengendalikan gerakan kepala mereka. Mata mereka manatap kengerian yang tampak dengan tidak berkedip. Saking ngerinya sehingga hati mereka menjadi kosong, tidak menyimpan suatu memori pun yang dapat dikenang atau diingat. Itulah hari yang sampai hari itulah Allah menangguhkan (penghukuman) mereka. Hari itu mereka menderita ketakutan, yang mengacaukan pikiran mereka dan membuat mereka seperti burung kecil dalam cengkeraman elang yang menakutkan, sebagaimana tergambar dalam ayat ini:

“Allah hanya menangguhkan mereka sampai hari di mana mata terbelalak. Mereka bergerak dengan cepat, mengangkat kepala dengan mata tidak berkedip da hati mereka hampa,” (QS. Ibrahim: 42-43).

Pergerakan yang sangat cepat dalam kondisi terpaku dan terpaksa serta hati yang takut dan kosong dari segala kesadaran dan kecakapan semua itu ditambah dengan kengerian yang mebelakakan mata.
5. Al-Qur’an menggambarkan rasa takut yang melanda jiwa orang-orang kafir di hari yang besar itu. Al-Qur’an mengatakan, “Dan peringatkanlah mereka kan hari yang dekat (azifah), di mana saat itu hati (jantung) menyesak ke tenggorokan karena menahan perasaan. Tidak ada seorang pun sahabat karib dan penolong yang diterima pertolongannya bagi orang-orang yang lalim,” (QS. Ghafir: 18).

Azifah, hari yang dekat dan segera datang , ialah hari kiamat. Kata itu menggambarkan seakan-akan kiamat itu mendekat. Karena itu, nafas menjadi susah dan terengah-engah, seakan-akan hati yang ditempa kesusahan itu menghimpit tenggorokan. Mereka menahan nafas, rasa sakit dan rasa takut. Menahan itu semua menyakitkan dan menyesakkan dada. Mereka tidak mendapati teman akrab yang menyayangi mereka dan tidak juga penolong yang kata-katanya dapat ditaati dalam keadaan yang sulit dan susah ini.


6. KARENA mereka berdosa, congkak kepada Pencipta mereka, sombong terhadap hamba-hamba-Nya serta tidak mau taat kepada-Nya, mereka dihadapkan kepada Tuhan Pencipta mereka dalam keadaan diikat, memakai pakain ter, dan wajah yang terselubungi api. Betapa mengerikan keadaan mereka da alangkah berat yang mereka alami. “Hari di mana bumi diganti dengan bumi lain dan langit (begitu) juga, dan mereka keluar menghadap Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa. Pada hari itu kamu lihat rang-orang yang berdosa dikat bersama-sama dengan belenggu. Pakaian mereka terbuat dari ter dan wajah mereka diselubungi api,” (QS. Ibrahim: 48-50).

Ath-Thabari, dalam menafsirkan ayat ini, mengatakan, “Kamu lihat orang-orang yang kafir kepada Allah dan melakukan dosa syirik di dunia pada hari itu, yaitu hari dimana bumi diganti dengan bumi lain dan (begitu) juga langit. “Diikat dengan belenggu” (QS. Ibrahim: 49) maksudnya adalah tangan dan kaki mereka diikat di leher mereka dengan belenggu, yaitu pengikat dari rantai besi.

7. Pada hari itu matahari berada dekat dengan kepala para hamba sehingga jarak antara matahari dan mereka hanya satu mil. Seandainya mereke bukan makhluk yang tidak dapat mati lagi, mereka akan meleleh, mencair, berasap, dan mati, tetapi saat itu mereka tidak dapat mati.

Keringat mereka bercucuran ke tanah, kemudian mengenangi mereka sesuai dengan tingkatan mereka masing-masing. Dalam shahih Muslim diriwayatkan dari al-Miqdad ibn al-Aswad, yang mengaku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Pada hari kiamat, matahari berada dekat dengan makhluk, dengan jarak hanya satu mil.” (Salim ibn Amir mengatakan, “Demi Allah saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil itu, apakah hitungan jarak atau alat pencelak mata.”) “Maka manusia berada dalam genangan keringat menurut kadar amal mereka. Di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai pinggangnya dan ada yang terkekang oleh keringatnya”- Rasulullah SAW memberi isyarat dengan menunjuk ke mulut.”

Dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Ibn ‘Umar RA dari Nabi SAW, “Pada hari manusia berdiri menghadap Tuhan alam semesta,” beliau bersabda, “Salah seorang di antara mereka berdiri dengan genangan keringat mencapai kedua telinganya.”

Dalam shahih al-Bukhari dan shahih Muslim diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, “Pada hari kiamat manusiaberkeringat sampai keringat mereka mengucur ke tanah seluas tujuh puluh hasta dan merendam mereka hingga mencapa telinga.”

8. Tatkala orang-orang kafir melihat siksaan dan kehinaan yang diperuntukkan bagi mereka, mereka dilanda penyesalan. Karena besarnya penyesalan akan azab itu, Allah menamai hari itu dengan “Hari Penyesalan.” “Dan peringatkanlah mereka akan ‘Hari Penyesalan,’ di mana segala persoalan diputuskan, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman,” (QS. Maryam: 39).

Karena begitu besarnya penyesalan orang kafir atas pembangkangannya terhadap rasul yang diutus kepadanya dengan atas perbuatannya mengikuti musuh-musuh para rasul, ia menggigit tangannya. “Dan pada hari di mana orang lalim menggigit tangannya seraya berkata, ‘Oh, andai saja aku dahulu mengiukti jalan bersama rasul. Alangkah malangnya aku, andai saja aku dahulu tidak menjadikan si anu teman akrabku. Ia telah menyesatkanku dari peringatan setelah peringatan itu datangkepadaku.’ Dan setan itu bukan penolong manusia,” (QS. al-Furqon: 27-29).

9. Pada hari itu orang-orang kafir yakin bahwa dosa mereka tidak terampuni dan permintaan maaf mereka tidak diterima, sehingga mereka putus asa akan rahmat Allah. “Pada hari kiamat, orang-orang yang berdosa berputus asa,” (QS. ar-Rum: 12).

10. Orang-orang kafir pada hari itu berangan-angan agar Allah membinasakan mereka dan menjadikan mereka tanah. “Pada hari itu orang-orang kafir dan durhaka kepada Rasul berkeinginan agar mereka disamaratakan dengan tanah,” (QS. an-Nisa: 42). “Orang kafir berkata, ‘Andai saja aku jadi tanah’,” (QS. an-Naba: 40). Bagaimana menurutmu keadaan orang yang berangan-angan sampai sedemikian jauh?! [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]

http://www.islampos.com/kehinaan-penyesalan-dan-keputusasaan-orang-orang-kafir-di-akhir-zaman-1-142293/

http://www.islampos.com/kehinaan-penyesalan-dan-keputusasaan-orang0orang-kafir-di-akhir-zaman-2-142294/

http://www.islampos.com/kehinaan-penyesalan-dan-keputusasaan-orang-orang-kafir-di-akhir-zaman-3-habis-142503/

"Masa Tuhan Bisa Mati" Dan Anthonypun Masuk Islam



Saat Anthony berumur sembilan tahun, sang ibu mengajarinya sebuah doa yang biasa diucapkan oleh umat Katholik. Doa itu dimulai dengan kalimat “Salam maria, ibu Tuhan”. Namun, kalimat itu membuat Anthony heran. Bahkan dalam usianya yang baru sembilan tahun, kalimat itu seperti pukulan pertama, mendengar ibu berkata salam maria ibu Allah

“Aku kemudian bertanya pada diri sendiri bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu?” katanya. Ia berpikir Tuhan seharusnya tanpa awal dan tanpa akhir. Bagaimana bisa Tuhan memiliki seorang ibu? Anthony kecil kemudian mengambil kesimpulan “jika Maria adalah ibu Tuhan, maka pasti Maria menjadi Tuhan lebih baik daripada Yesus.”

Belum lagi soal pelajaran di sekolahnya yang semakin membuatnya galau. Di sekolah, dalam satu kali setahun selalu ada pengakuan dosa kepada pastor. “Kamu harus mengakui semua dosa, jika tidak maka pengakuan dosa-dosamu tidak akan diampuni,” demikian kata sang pastur yang terus diingat oleh Anthony.
Anthony merasakan keimanannya semakin bermasalah. Pikirannya mulai liar, ia bahkan memiliki ide “Tuhan menjadi manusia”.

Pikirannya mulai terbuka. Ia sering bertanya mengapa harus sekolah di asrama, jauh dari siapapun dan dimanapun. Saat berusia sebelas tahun, sang ayah dipindah tugaskan ke Mesir. Ayahnya menjadi General Manager Barclays Bank di Kairo. Hampir selama sepuluh tahun, ia selalu menghabiskan waktu liburan di Mesir. Sekolah di London, dan liburan di Mesir.

Ia mulai jatuh cinta pada Mesir. Saat kembali ke sekolah seusai liburan, ia bertanya untuk apa kembali ke asrama Yorkshire Moor, ia merasa tak menyukai tempat itu. “Saya mulai bertanya pada diri sendiri mengapa saya ada, apa tujuan hidup saya, hidup ini untuk apa?”

Ia lantas mulai mencari jawaban, memulai pecarian. Pencarian itu barangkali bisa ditemukan melalui agama lain yang mungkin bisa memberikan pemahaman tentang tujuan hidup.

Sepuluh tahun waktu yang di ia habiskan di Mesir. Ada satu masa saat ia berumur 19 tahun berbincang tentang Islam dengan seseorang. Ia memang meragukan Katholik sebagai agamanya. Tapi saat itu siapapun yang mempertanyakan agamanya itu, ia akan tetap membela keimanannya. Ia merasakan ini sebagai sebuah paradoks yang aneh.

“Aku berbincang dnegan orang itu selama 40 menit. Pemuda itu memintaku menjawab beberapa pertanyaan darinya,” katanya.

Si pemuda menanyakan “Apakah kau mempercayai Yesus?”, Anthoni menjawab “Ya”. Pemuda itu kemudian bertanya lagi, “Apakah kamu percaya Yesus mati disalib?”, Anthoni kembali menjawab “Ya.”
Si pemuda kembali bertanya “Jadi kamu percaya Tuhan mati?”.

Seketika Anthony terperangah, menyadari sebuah ironi. Sambil mengakui kebodohan dirinya, ia menjawab, “Tentu saja saya tidak percaya Tuhan mati. Manusia tidak bisa membunuh Tuhan,” tandas Anthony.

Pertemuan dengan pemuda Mesir itu menjadi titik balik dalam kehidupan Anthony. Sebelumnya ia tak pernah bermimpi bahkan memikirkan tentang Islam. Anthony berpikir bahwa karena taka da agama, maka ia harus jadi orang kaya. Ia berpikir bagaimana menghasilkan uang tapi hanya sedikit usaha. “Siapa yang ingin mengabiskan banyak waktu untuk bekerja?” pikirnya. Ia mengingat orang Inggris yang memiliki banyak uang tapi mereka bekerja terlalu keras, bahkan sampai terjadi revolusi industri. Orang Amerikapun harus berjuang keras untuk menjadi kaya. Orang Jepang pun dikenal sebagai penggila kerja.

“Kemudian saya berpikir tentang orang Arab. Mereka duduk di atas unta dan berteriak ‘Allahu Akbar’, tapi mereka kaya,” ujarnya.
Anthoni merasakan ketertarikan luar biasa untuk membeli Alquran. Ia mengambil terjemahannya. “Aku tak ingin mencari kebenaran. Aku hanya ingin tahu apa isi kitab suci ini,” katanya.

Anthony adalah pembaca yang cukup cepat. Ia membaca Alquran saat berada di kereta api. Seketika itu pula ia menyimpulkan dan berkata pada diri sendiri, “Jika saya pernah membaca buku yang berasal dari Tuhan, maka ini dia bukunya.”

Ia menyakini Alquran itu berasal dari Allah. Ketika menyadari itu ia mulai bergerak lebih jauh, tak hanya membaca Alquran saja, tapi untuk mengamalkannya juga. “Sama saja seperti kita melihat apel yang terlihat harum, kita tak akan pernah tahu rasanya kalau tidak mencicipinya,” katanya.

Tertarik dengan pengamalan Alqurlan ia pun mulai mencoba untuk shalat meski saat itu ia belum resmi mengucap syahadat. Tak tahu bagaimana cara shalat, ia mengingat-ingat bagaimana seseorang yang pernah ia temui di Mesir melakukan shalat. “Saya mengingat seorang lelaki shalat dengan cara yang lebih indah dibandingan saya ketika saya masih menjadi Katholik,” ingatnya.

Suatu hari Anthony pergi ke toko buku yang kebetulan berada di dalam masjid. Toko itu memiliki koleksi buku tentang Muhammad dan tata cara shalat. Seorang pria menanyakan apakah ia seorang Muslim. Anthony lantas menjawab, “Apakah saya Muslim, apa yang ia maksud dengan itu? Saya bilang ‘Ya saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusannya’.”

“Ah, bila demikian, Anda Muslim. Ini waktunya shalat, mari kita shalat,” ajak lelaki itu.

Anthony kebetulan datang ke toko buku itu saat hari Jumat. Ia yang tak paham gerakan shalat hanya berusaha shalat dengan gerakan yang ia tahu saja. Masih salah disana-sini. “Setelah itu orang-orang mengelilingi saya dan mengajarkan saya cara shalat yang benar. Itu rasanya fantastis!”

Namun butuh dua tahun sebelum akhirnya ia resmi bersyahadat dan menjadi Muslim. Anthony mengaku menyesal telah menyia-nyiakan waktu dua tahun sebelum menjalani Islam dengan baik. “Aku tahu kebenaran tapi tak segera menjalankannya. Itu adalah kondisi yang buruk. Jika kita tidak tahu, maka tidak dikenai dosa. Tapi masalahnya saya tahu apa yang benar,” katanya. Kini Anthony telah berganti nama menjadi Abdur Raheem Green. Seorang Muslim.

SELENGKAPNYA: http://www.islampos.com/masak-tuhan-bisa-mati-anthony-pun-masuk-islam-60249/

Jumat, 21 November 2014

Wanita Ini Memeluk Islam Setelah Menangis saat Dengar Adzan


Aubie dilahirkan di utara Toronto. Meski punya dua orang saudara, gadis Kanada ini merasa sering kesepian dan bermain sendiri. Ia juga punya imajinasi yang besar, sehingga pada usia 4 tahun telah bertanya tentang Tuhan yang tak terjawab oleh orang tuanya.

Aubie merasa mendapatkan perhatian ibunya hanya pada hari Minggu. Karena di hari itu, mereka bersama-sama pergi ke gereja.

“Aku dulu suka pergi ke gereja, mendengarkan khotbah dan menatap salib besar,” kata Aubie saat menceritakan kisah nyata perjalanannya menemukan hidayah, di OnIslam.net, Kamis (20/3).

Memasuki masa remaja, Aubie menjadi suka memberontak. Perlakuan kasar sang ayah dan kurangnya perhatian ibu membuatnya mulai membenci keluarganya. Sebagai pelarian, Aubie banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Dan mulailah Aubie bersinggungan dengan minuman keras dan obat-obatan.

Untunglah, fitrah Aubie masih cukup dominan. Saat berusia 18 tahun, ia terdorong untuk menjadi relawan pemerintah. Pilihannya ini juga menjadi solusi baginya untuk berpisah dengan keluarganya yang ia rasa tidak mempedulikannya.

“Aku meninggalkan rumah ketika aku berusia 18 tahun dan bepergian dengan sekelompok relawan yang disponsori pemerintah selama satu tahun,” imbuhnya.

Sekembalinya ke rumah, Aubie masuk ke perguruan tinggi sambil bekerja di instansi pemerintah yang menangani anak-anak bermasalah.

“Selama aku bekerja di dua instansi pemerintah yang berbeda, aku melihat semua jenis anak-anak dilecehkan dan rusak. Ini benar-benar membuat jiwaku menderita.”

Beban berat yang dirasakannya membuat Aubie yang saat itu telah berusia 25 tahun menjadi depresi.

“Satu malam di musim semi, aku memutuskan untuk bunuh diri. Aku menyiapkan kamar mandi dengan handuk dan berlari menuju air panas di wastafel. Aku mengambil pisau tajam dan mencoba mengiris pergelangan tanganku. Keluar sedikit darah. Tiba-tiba aku berteriak kesakitan dan rasa takut menghinggapiku. Aku takut pada Tuhan bahwa aku telah menyerah,” katanya menceritakan upaya bunuh diri.

Hari Minggu, Aubie kembali ke gereja. “Aku menangis setiap hari Minggu selama satu bulan, dan kemudian aku mulai belajar mendalami ajaran Kristen di Gereja Anglikan.”

Pada 11 September 2001, seluruh dunia seakan berubah bagi Aubie. “Aku sangat terkejut dan ngeri . Aku merasa seolah-olah Tuhan menamparku. Peristiwa itu tak pernah dapat dibayangkan sebelumnya. Aku pun takut, seperti orang lain. Lalu aku mulai bertanya-tanya tentang apa dikatakan media.”

Sebagai seorang wanita yang kritis, Aubie tidak percaya begitu saja dengan media. Terlebih, ia memiliki teman-teman muslim yang sama sekali berbeda dengan apa yang disuguhkan media.

“Aku melihat teman-temanku yang Muslim di tempat kerja. Mereka orang-orang baik, bukan teroris. Aku mulai berbicara dengan mereka. Pada awalnya, aku tertarik pada aspek geopolitik apa yang sedang terjadi. Mengapa "mereka" membenci" kita? Kemudian aku menemukan apa yang dilakukan pemerintah Barat di Timur Tengah dan Afrika Utara selama berabad-abad. Tidak heran mereka membenci kita” ujarnya.

Aubie kemudian melakukan penelitian tentang Islam. “Ide-ide Islam mulai merayap ke dalam pikiranku. Aku mencari orang-orang yang bisa membantuku di daerah ini. Alhamdulillah, akh Mohamed Saffie bersedia mengajariku bahasa Arab dasar.”

Semakin mempelajari Islam, Aubie semakin tertarik. Terlebih setelah ia mendapatkan terjemahan Qur’an dalam bahasa Inggris dari Quran.

“Aku sangat menarik dengan kitab ini. Rasanya seperti kata-kata aku cari selama ini,” tambahnya.

Dalam masa meneliti Islam itu, Aubie mendengarkan adzan dari sebuah masjid di daerah yang ia kunjungi. Entah mengapa, ia tiba-tiba menangis saat mendengar panggilan shalat tersebut.

“Perasaanku seperti bercampur antara kegembiraan dan kesedihan. Aku hanya ingin menangis dan menangis…”

Pada tahun itu, 2003, Aubie pun bersyahadat. Namun, secara terbuka ia baru memproklamirkan diri di Masjid Damaskus pada 1 Januari 2006. Dalam rentang masa itu ia dibimbing oleh ulama Masjid Toronto Imam Hamid Slimi.

Menjadi mualaf bukan hal yang mudah bagi Aubie. Ia mendapat penentangan dari keluarga, teman dan lingkungannya. Ia kembali menjadi terasing, bahkan bias lebih terasing dari masa kecilnya. Ia ditertawakan, dicemooh dan dimaki. Kendati demikian, Aubie yang telah mendapatkan nama Islam Noor Aubie tetap teguh dalam keislamannya. “Sebab aku tahu apa yang benar,” tegasnya.

Nama Noor pada Noor Aubie, menurutnya diambil dari surat An Nur, khususnya ayat ke 35. Subhanallah. [IK/bersamadakwah]


http://www.bersamadakwah.com/2014/03/sebelum-masuk-islam-wanita-yang-mau.html

Sabtu, 25 Oktober 2014

DEBATER INDONESIA, PENANTANG ALLAH ITUPUN AKHIRNYA TEWAS


Tunjukkan si Allah itu ada dimana?! Tunjukkan pada saya, dan katakan kepada DIA, silakan ambil nyawak
u sekarang… Aku sudah siap kalau toh bisa mati sekarang!”(begitulah ucapan penantang Allah tersebut).

TAK hanya berkembang pesat dakwah muslim Indonesia, sekarang foto salah satu pembenci Islam (yang sudah dalam peti jenazah) terpampang di berbagai media on-line, seluruh manusia di semua benua bisa melihat wajah kusutnya sebagai sosok mayat, dibalut jas rapi dan dicium oleh salah satu anggota keluarganya, .

Beritanya : Inilah mayat seorang lelaki ‪#‎Indonesia‬, yang beberapa hari sebelumnya, dia adalah pendebat paling ‘sok jago’ di group FB (dialog Islam vs…).
Celakanya, dia menantang dan mencela Allah dan RasulNya.

Salah satu kalimat terjeleknya adalah, “Preeeet, mana? Tunjukkan si Allah itu ada dimana?! Tunjukkan pada saya, dan katakan kepada DIA, silakan ambil nyawaku sekarang… Aku sudah siap kalau toh bisa mati sekarang!”
Subhanallah…

Tantangan itupun di aminkan muslimin dan malaikat hingga di setujui Allah المميت "Yang Maha Mematikan" akan requesnya yaitu "tantangannya terhadap Allah.

*Tanggal 7 januari yang lalu, dia tewas dan muka yang menjadi hitam kelam bak terbakar*
“Bagi siapa pun yang membenci Islam tanpa sebab, koreksi diri, jangan sampai menjadi korban media ~Knowledge is power, kan?~ Sebaiknya, pelajari perlahan-lahan tentang Islam dari orang Islam yang paham ilmu agama, bukan dari kumpulan JIL,Pluraris atau sekuler.

Ketika kalian mencela, menantang Allah Azza wa jalla, hingga kesombongan diri menguasai jiwa raga, mengerikan sekali, apalagi menghina Rasulullah Muhammad yang merupakan manusia paling sempurna akhlaqnya, *berarti anda siap dapat kejutan dan konskwensinya*
Karena adzab-Nya adalah benar, kematian adalah benar, siksa kubur adalah benar…
Kebenaran itu dicari dengan berfikir dan berakal, di imbangi dengan kebersihan hati untuk meraih Ridho Illahi.

Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua. SILAHKAN SHARE Sebanyak banyak nya agar menjadi pelajaran bagi penentang Allah dan penghina2 Rasulullah lainnya.

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=738956416176003&set=a.352526841485631.78362.100001849536888&type=1

 

Jumat, 24 Oktober 2014

Di Penjara, An-Naje Jones Melihat Keindahan Islam

An-Naje Jones pertama kali tahu tentang Islam ketika ia berusia 11 tahun. Saat itu, yang dipahami seorang Muslim menyembah satu Tuhan dan tidak mengkonsumsi babi.
"Saya juga diberitahu, Islam adalah agama untuk ras kulit hitam dan ras lain tidak bisa menjadi Muslim. Tapi aneh, saya tidak yakin dengan hal itu," ucap dia seperti dilansir onislam.net, Selasa (21/10).

Jones dibesarkan dalam keluarga yang percaya Yesus. Jones pun dibaptis. "Jadi, satu-satunya cara saya berdoa dengan Tuhan, ya melalui Yesus. Dosa saya juga dihapus oleh Yesus. Tapi jujur, ini aneh menurut saya," kata dia.

Semasa remaja, Jones tak lagi mengunjungi gereja. Ia lebih memilih mempersiapkan diri untuk sukses secara duniawi. Di awal, ia meritis jalan itu dengan menjadi bagian dari program pelatihan korps cadangan. "Saya serius menjalani itu," kata dia.
Sayang mimpinya buyar. Ia terlibat satu insiden serius. Ia didakwa menyerang seseorang dengan senjata yang membahayakan. Iapun masuk penjara. Di penjara, ia satu sel dengan Mac-T. Seperti menjadi tradisi di penjara, orang yang lebih dulu masuk sel memiliki wewenang untuk menetukan aturan yang berlaku di sel.

"Ia meminta saya untuk melepas sepatu saat masuk sel, membersihkan lantai sebelum meninggalkan sel, dan tidak ada suara ketika ia shalat," kenang dia.

Awalnya Jones tak acuh dengan aturan itu. Komunikasi keduanya pun mandek. Hanya beberapa tahun kemudian, Jones baru tahu bahwa teman selnya adalah seorang Muslim.
Layaknya penghuni penjara lainnya. Jones kerap terlibat kekerasan, mabuk dan mencuri. Ia merasa frustasi dengan kondisi itu. Impiannya buyar. Selesai sudah masa depan yang dirintisnya.
Situasi kian runyam ketika ayahnya meninggal. Jones seolah hidup tanpa arah. Namun, ada tiga orang yang membantunya melalui masa sulit. Ketiga orang itu bernama Yaqub, Karem dan Wadi.

"Mereka bertiga adalah Muslim yang taat," ucap dia.
Berulang kali ketiganya mengajak Jones untuk mendatangi mushala. Namun, Jones lebih memilih hidup dengan budaya penjara. "Saya ateis waktu itu. Hal yang saya sembah hanyalah kekuasaan. Hal ini menghilangkan rasa frustasi saya atas masa depan yang hancur," ucapnya.

Tahun 1995, ia mendapat tugas di dapur. Ia bertanggungjawab atas pembuatan makanan. Saat bekerja, Jones ditemani Haywood dan Mustafa. Selama berinteraksi dengan mereka, banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari politik, pendidikan, dan agama.
Suatu hari, Jones bertanya soal apa yang dibaca keduanya. "Saya yakin Anda tidak tertarik dengan apa yang membuat Anda tidak boleh membunuh atau minumn alkohol," kata dia.
Jones lalu mengaku pernah membacanya. Jones meyakinkan keduanya, tahu isinya bila diajarkan untuk membacanya. Keduanya tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jones. "Jadi, saya memutuskan belajar bahasa Arab. Setelah itu, saya diajari membacanya," kata dia.

Sejak itu, Jones mulai tertarik mempelajari Islam. Banyak hal yang membuatnya tertarik. "Saya selalu melihat Yaqub, Wadi, dan Kareem. Ketiganya lebih lama di penjara, tapi mereka seolah ikhlas," tanya dia.

Yang membuat Jones kagum, kebrutalan penjaran tidak mempengaruhi keyakinan ketiganya terhadap iman Islam. Ketiganya memegang teguh prinsip satu Tuhan, yakni Allah.
"Ini yang mengguncang jiwa saya. Saya mulai memohon untuk pengampunan dosa kepada Allah. Saya ingin dedikasikan hidup untuk Allah," kata Jones.

Beberapa lama, Jones semakin yakin dirinya mengucapkan bersyahadat. Itu dimulailah dengan meninggalkan geng dan segala keburukan di penjara. Niatnya kian kuat ketika banyak teman-temanya yang bersyahadat."Alhamdulillah," kata dia.

Usai bersyahadat, Jones segera mengenal lebih dalam agama barunya. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia ditunjuk sebagai pendakwah dalam penjara. Ia berbagi pengalaman kepada penghuni penjara soal keindahan Islam. "Penjara membantu saya untuk menyadari kesalahan saya. Mungkin saat ini saya tidak bisa menikmati hidup di luar penjara. Namun, saya ingin hidup bahagia di akhirat kelak. Insya Allah," ucapnya.
https://www.facebook.com/abu.mufti1/posts/996400413720217

Kisah Pelaku Maksiat Dapat Hidayah Melalui Anaknya Yang Bisu Dan Tuli

SAYA seorang pria berumur 37 tahun. Sudah menikah dan dikaruniai anak. Salah satunya Marwan yang masih berusia 7 tahun. Allah memberinya kekurangan berupa tuli dan bisu. Meski demikian, sungguh dia telah disusui keimanan dari air susu wanita yang beriman dan seorang penghafal Al-Quran.
Oh ya, meski istri saya wanita beriman. Saya sudah melakukan banyak hal yang dilarang oleh Allah ta’ala dan dosa-dosa besar.

Shalat saja jarang saya lakukan secara berjamaah kecuali kalau ada acara-acara tertentu saja sebagai bentuk simpati (menarik perhatian) terhadap orang lain. Terus terang, teman saya kebanyakan kurang baik dan para pesulap. Mungkin karena itu syetan selalu bersama saya dalam banyak waktu.

Suatu malam saya dan Marwan sedang di rumah. Kala itu, bertepatan shalat Maghrib. Saya sedang merencanakan pergi bersama teman-teman. Namun tiba-tiba anak saya, Marwan memberi isyarat-isyarat (bahasa tubuh yang hanya saya dan dia yang mengerti).

Kira-kira isyaratnya kala itu begini: “Wahai bapakku, kenapa engkau tidak shalat”? Kemudian dia mulai mengangkat tangannya ke langit dan mengancam saya dengan maksud menunjukkan isarat bahwa sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala melihat saya.
Saya jadi kaget (terharu) dengan perkataannya dan mulailah anak saya menangis di depan saya. Saya berusaha menariknya namun rupanya dia kabur.

Beberapa saat kemudian, dia menuju kran dan mengambil wudhu. Ia lalu shalat di depan saya. Usai shalat dia berdiri dan mengambil mushaf Al-Quran, meletakkannya di depannya dan membolak-balik kertas-kertasnya lalu meletakkan jarinya tepat pada Surat Maryam;

يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَن فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيّاً
Yang artinya: “Wahai bapakku, sesungguhnya aku (Ibrahim) khawatir, bahwa kamu akan ditimpa azab oleh Yang Maha Pengasih, maka kamu menjadi kawan bagi syetan.” (Quran Surat Maryam ayat:45).
Melihat kejadian itu saya tak kuasa menangis dalam waktu yang cuku lama. Lalu dia berdiri dan menghapus air mata saya sambil tak lupa mencium kepala dan tangan saya sambil berkata dengan isyarat yang kira-kira artinya: “Shalatlah wahai bapakku sebelum kamu diletakkan dalam tanah dan menjadi jaminan azab.”
Demi Allah Yang Maha Besar, saya dalam keadaan bingung (hilang akal) dan takut. Sungguh, tidak ada satu orangpun yang mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu Wata’ala.
Maka saya segera menghidupkan lampu-lampu rumah semuanya sambil ia mengikutiku dari kamar ke kamar dengan melihatku penuh keheranan.

“Tinggalkanlah lampu-lampu itu, mari kita pergi ke masjid (maksudnya Masjid Nabawi yang mulia).”
“Tidak, kita akan pergi ke masjid yang ada di dekat rumah kita saja, “ bagitu kataku.
Iapun masih menolak ajakan saya, karena dia hanya ingin pergi ke Masjid Nabawi. Dan saya akhirnya pergi ke sana meski dalam keadaan takut sekali.
Kami masuk ke Raudhoh, sedang saat itu penuh dengan manusia. Tak beberapa lama, dikumandangkanlah iqamah untuk shalat Isya. Imam membaca firman Allah;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ وَمَن يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ مَا زَكَا مِنكُم مِّنْ أَحَدٍ أَبَداً وَلَكِنَّ اللَّهَ يُزَكِّي مَن يَشَاءُ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengikuti langkah-langkah syetan dan barangsiapa mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya dia (syetan) itu menyuruh perbuatan keji dan munkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmatNya kepadamu sekalian, niscaya tidak seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan munkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS: An-Nur: 21).

Mendengar bacaan imam, saya tak kuasa menahan tangisan.Rupanya, Marwanpun ikut menangis karena terpengaruh tangisan saya. Di pertengahan shalat, rupanya Marwan mengeluarkan sapu tangan dari kantong saya lalu menghapus air mata saya dengan sapu tangan itu.

Usai shalat, saya masih menangis lagi. Marwan kembali menghapus air mata saya sampai-sampai saya duduk (berada) di masjid Nabawi satu jam penuh. Karena kerasnya tangisan saya, membuat Marwan mendinginkan suasana.

“Sudahlah pak, jangan takut, ” ujarnya.
Kami lalu pulang ke rumah dan malam itu adalah malam yang sangat mengagumgkan bagi saya. Di mana saya seolah lahir kembali.

Tak lama hadirlah istri saya dan anak-anak saya. Mereka mulai menangis semuanya, padahal mereka tidak tahu sedikitpun apa yang telah terjadi.

Saat itu berkatalah Marwan pada mereka semua, ”Tadi bapak shalat di masjid haram.”
Mendengar kabar ini, senanglah istri saya. Akhirnya saya menceritakan semua pada istri tentang apa yang terjadi antara saya dan Marwan.

“Aku bertanya kepadamu dan demi Allah, apakah kamu yang datang padanya (pada Marwan) dan menyuruhnya membuka mushaf untukku saat itu?,” demikian pertanyaanku saat itu.
Saat itu istrku bersumpah pada Allah tiga kali bahwa sesungguhnya dia tidak tak pernah melakukan hal itu pada Marwan.

“Pujilah Allah (bersyukurlah pada Allah) karena kamu dapat hidayah ini, “ ujar istriku kala itu.
Sungguhnya, malam itu adalah malam yang paling berkesan (indah).
Sekarang, Alhamdulillah saya tidak pernah lagi meninggal shalat berjamaah di masjid. Dan sungguh, saya telah meninggalkan (menjauhi) teman-teman yang buruk semuanya.

Kini saya telah merasakan keimanan sebagaimana saya juga hidup penuh kebahagian, kecintaan dan saling menyayangi bersama istri dan anak-anak saya. Lebih khusus anak saya Marwan yang tuli lagi bisu. Bagaimana tidak, sedangkan saya telah mendapat hidayah melalui dia.*/pemilik cerita ini adalah salah satu penduduk Kota Madinah. Artikel ini diterjemahkan oleh Heggy Fajrianto Herman dari akun FB Syekh Mohammad Hasan di www.facebook.com/elsheikh.mohamed.hsaan


https://www.facebook.com/abu.mufti1/posts/996402160386709

 

Gema Syahadat di Dusun Tinambu


Bicara Mentawai, orang akan teringat tsunami yang melanda kepulauan tersebut pada 2010 silam. Tsunami telah memporak-porandakan wilayah yang secara administratif masuk wilayah propinsi Sumatra Barat ini.

Empat tahun kemudian, tim Posdai Hidayatullah Pusat berkesempatan menyambangi kepulauan tersebut dalam rangka menyalurkan qurban melalui program “Qurbanmu-dakwahmu”.

Posdai berangkat melalui pelabuhan Bungus menuju Kepulauan Mentawai tepatnya di pulau Siberut dengan menaiki KMP Gambolo (Kapal Ferry milik ASDP). Keindahan Mentawai bukan hanya ada pada budayanya saja, juga alamnya.

Sepanjang perjalanan laut, terlihat hamparan pasir nan indah yang membuat letihnya perjalanan tidak terasa. Hampir 10 jam KMP Gambolo yang membawa rombongan menerjang goyangan ombak akhirnya kapal merapat di Muara Siberut Selatan.

Rombongan langsung disambut hangat oleh para dai dari Islamic Centre Syekh Shaleh ar-Rajhi, yang lebih dahulu melaksanakan aktivitas dakwahnya di Kepulauan Mentawai.

Genap satu pekan mereka mendampingi Tim Posdai Pusat menjalankan amanah para donatur dan simpatisan untuk menyalurkan qurban sekaligus pembagian perlengkapan shalat untuk para mualaf Mentawai yang dipersembahkan oleh Majelis Taklim Telkomsel Jakarta, Swarna Bandung dan Keluarga Besar Bapak Ahmad Syauqi Jakarta.

Tim Posdai tiba di Siberut Selatan sehari sebelum perayaan Hari Raya Idul Adha 1435 H dilaksanakan. Sungguh mengharukan karena bagi para mualaf, shalat Idul Adha kali ini merupakan shalat ied dan shalat subuh yang pertama kali mereka laksanakan.

Alhamdulillah, syahadat telah diikrarkan oleh 58 warga yang berada di Dusun Tinambu yang dibimbing oleh Ustaz Irwan, Direktur Islamic Centre Kepulauan Mentawai, serta disaksikan langsung oleh masyarakat.

Setelah pelaksanaan shalat Ied, masyarakat bersuka cita menyaksikan penyembelihan hewan qurban yang dipersembahkan oleh PT Wijaya Karya dan BDI Chevron Jakarta. Daging qurban tersebut dibagikan kepada para mualaf dan masyarakat sekitar.

Kegiatan Posdai Hidayatullah di Mentawai diakhiri dengan khitanan bagi mualaf yang dilakukan oleh mitra medis yaitu Islamic Medical Service (IMS).

Masyarakat Mentawai sangat membutuhkan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, dan yang tidak kalah pentingnya adalah sarana ibadah yaitu hadirnya sebuah bangunan mushala atau masjid di dusun mereka untuk menunjang tetap terpancarnya cahaya Islam.

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/14/10/21/ndshnt-gema-syahadat-di-dusun-tinambu
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=996397530387172&set=a.112005575493043.15397.100000508029878&type=1