Sebuah fakta yang sangat mencengangkan saat kami mencoba menghitung kerugian yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Ternyata, kerugian merokok bukan hanya terkait masalah kesehatan, akan tetapi mencakup ekonomi, politik, agama dan seterusnya. Ceritanya bermula saat mengisi program spiritual training “Life Management” di salah satu ibu kota propinsi di Sumatera yang diikuti sekitar 200 peserta beberapa waktu lalu. Setelah acara pembukaan selesai dan acara training dimulai, tiba-tiba kami dikagetkan dengan suasana ruang yang full AC itu berubah menjadi panas dan sumpek. Penyebabnya tak lain adalah asap rokok yang menyembur dari mulut para peserta. Kami coba perhatikan setiap wajah peserta. Ternyata tak kurang dari 70% peserta asyik merokok, tanpa merasa bersalah. sedikitpun. Coba bayangkan berapa jumlah asap rokok yang diproduksi saat itu di dalam ruang tertutup full AC itu?
Setelah menyampaikan mukaddimah (pengantar) training yang akan
memakan waktu dua hari dua malam tersebut, sejenak kami berhenti dan
berfikir bagaimana cara menyetop mereka yang sedang menikmati nikotin
yang sangat berbahaya itu. Bahayanya bukan hanya bagi kesehatan para
pelakunya, akan tetapi, bagi para perokok pasif (yang tidak ikut merokok
dan mencium asap rokok yang keluar dari rongga para perokok) akan lebih
berbahaya lagi. Begitulah hasil penelitian para ahli kesehatan masa
kini.
Awalnya kami merasa agak sulit menyetop mereka merokok, khususnya
dalam ruang acara training, karena team training kami lupa mencantumpkan
tidak boleh merokok dalam tatib acara selama training berlangsung.
Setelah merenung sejenak, timbul ide untuk mencari tips efektif untuk
menyetop mereka merokok. Akhirnya terfikir untuk mengangkat dan
memaparkan fakta negatif para perokok yang mungkin saja mereka belum
mengetahui dan menyadarinya. Kami teringat pada email seorang sahabat
terkait dengan fakta negatif bagi para perokok. Fakta tersebut bukan
terkait dengan masalah kesehatan, akan tetapi terkait dengan ekses
negetaif ekonomi dan politik yang ditimbulkan oleh prilaku buruk
merokok. Karena mereka mayoritasnya para pegiat politik, kami yakin
mereka akan antusias mendengarkan apa yang akan kami sampaikan.
Sebelum menyampaikan fakta-fakta tersebut kami memulainya dengan
ungkapan, “Para hadirin yang dimuliakan Allah. Sebelum kita mulai acara
spiritual training ini, ada masalah politik besar yang terjadi dalam
ruangan ini yang akan menghambat acara ini, dan kemungkinan besar bisa
gagal.” Mendengar ungkapan itu, mereka terlihat mulai serius dan
menujukan pandangannya pada kami. Lalu, kami lanjutkan, “Masalah
tersebut adalah ROKOK”. Hadirinpun terdiam. Lalu kami lanjutkan lagi,
“Kalau masalah ini tidak bisa kita selesaikan, kami usulkan salah satu
dari dua pilihan, kendati keduanya pahit; yaitu para peserta training
yang ingin merokok silahkan di luar ruang ini. Atau, kalau para peserta
tetap ingin merokok dalam ruang ini, kami akan keluar dari ruang ini,
nanti setelah tidak ada lagi yang merokok baru kami masuk lagi ke ruang
ini. Kalau ada yang merokok, kami akan keluar lagi, kendati yang merokok
hanya satu orang.
Namun, sebelum pilhan itu kita ambil, berikan kami waktu sejenak
untuk menyampaikan beberapa fakta berikut terkait dengan bapak-bapak
yang yang suka merokok. Adapun fakta-fakta yang dimaksudkan ialah :
- Total penduduk dunia 6.5 Milyar.
- Total Muslim dunia 1.3 Milyar.
- Total perokok di dunia 1.15 Milyar.
- Total Muslim yang merokok tidak kurang dari : 400 juta orang dan 140 juta orang adalah kaum Muslimin di Indonesia.
- Produser rokok terbesar di dunia adalah Phillip Morris.
- Donasi Phillip Morris kepada Israel adalah 12% dari profit yang mereka raih.
- Kalau kaum Muslimin yang merokok menghabiskan satu bungkus/hari, berarti mereka membakar 400 juta bungkus rokok/hari.
- Kalau harga rokok rata-rata $ 1.00/bungkus, berarti konsumsi mereka untuk rokok $ 400 juta/hari
- Kalau 50% kaum Muslimin yang merokok membeli produk Philip Morris, berarti mereka menghisap 200 juta bungkus rokok produk Philip Morris/hari.
- Total dana kaum Muslim yang masuk ke Morris sekitar $200 juta/hari
- Rata-rata keuntungan rokok produk Philip Morris : 10% /bungkus
- Berarti profit Philip Morris dari belanja rokok kaum Muslimin $ 20 juta/hari
- Dengan demikian, kamu Muslim yang merokok menyumbang ke Israel $ 2.4 juta/hari dan $ 28.8 juta/tahun atau $ 288 juta/10 tahun
Ini fakta terkait dengan sumbangan para hadirin dan kaum Muslilimin
lain di dunia kepada negera Yahudi. Bayangkan, mereka membakar uang
sebanyak $ 400 juta/hari, sambil merusak diri sendiri (kesehatan
sendiri) serta menyumbang pula ke Israel. Padahal menurut para Mujahidin
Palestina, untuk memerdekakan Palestina dan Masjid Aqsha dari
penjajahan bangsa yahudi diperlukan dana $ 500 juta/tahun. Sedangkan
Anda habiskan untuk belanja rokok saja $ 400 juta/hari, atau sekitar $
4.8 Milyar / tahun? Apakah ini perbuatan yang bisa diterima akal sehat?
Apakah perbuatan ini tidak akan memancing murka Allah?
Dana yang Anda habiskan untuk merokok akan lebih baik digunakan
kepada hal-hal yang bermanfaat lainnya; di antaranya tabungan untuk
menunaikan ibadah haji misalnya. Jika Anda menabung setiap hari senilai
satu bungkus rokok, atau sekitar Rp 10,000 maka uang Anda akan terkumpul
sebanyak Rp 300.000/bulan, atau sekitar Rp 3.6 juta pertahun. Dalam
sepuluh tahun Anda akan mampu menunaikan ibadah Haji yang biayanya tahun
ini hanya sekitar Rp 30 juta.
Kalau Anda merokok selam 30 tahun, berarti Anda mampu berangkat haji
dan dengan dua orang anggota keluarga yang lain. Lalu Anda katakan, saya
belum bisa menunaikan ibadah haji karena Allah belum memberi Anda rezki
yang cukup. Faktanya adalah, Anda dengan sengaja membakar setiap hari
sebagian rezki yang Allah berikan itu dan digunakan untuk merusak diri
sendiri, orang-orang lain di sekitar Anda. Dan lebih miris lagi, secara
tidak sadar Anda menyumbang kepada Israel yang sedang mencaplok tempat
suci Anda sendiri dan setiap hari membunuh saudar-saudara Anda di
Palestina? Believe it or Not? Anda percaya atau tidak? Mereka serempak
menjawab, “Percaya!”
Setelah mendengarkan fakta-fakat tersebut, Alhamdulillah, para
peserta sepakat untuk tidak merokok di dalam ruang training dan bahkan
sebagian besarnya berjanji untuk meninggalkan rokok secara bertahap.
Akhirnya training dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan asap rokok
para peserta sampai training selesai.
Pada acara penutupan training, tiba-tiba kami dikagetkan dengan lima
orang peserta sebagai utusan para peserta training yang maju kedepan
untuk menyampaikan pesan dan kesan selama mengikuti acara training. Yang
menarik adalah, mereka bukan menyampaikan kritik, saran atau kesan.
Melainkan membacakan sumpah dan komitmen untuk berhenti merokok
selama-lamanya. Inilah hasil spiritual training yang nyata, kata mereka.
Mereka mengaku, selama ini merokok karena belum mengetahui begitu besar
mudarat yang ditimbulkan kebiasaan merokok, sambil mengatakan,
“Sekarang saatnya kita bangun spiritual kita bebas dari rokok dan
berhenti merokok adalah pintu masuk dunia spiritual yang lebih dalam dan
lebih kongkrit”, ungkap mereka. Lalu, mereka meneriakkan takbir,
“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”. Kamipun berucap dalam hati
sambil terharu; Selamat berhenti merokok bapak-bapak. Semoga senantiasa
mendapat ridha-Nya. Amin.
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/believe-it-or-not.htm#.U-MTM2O1fIU